MANUSIA DAN HARAPAN
Disusun Oleh
Nama :
Risky Wisnu Adrianto
NPM : 16315071
Kelas :
1TA04
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
S1 – Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
2015 – 2016
Topik Makalah
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Emilianshah Banowo
Topik Makalah
MANUSIA DALAM HARAPANNYA
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Essa, yang
telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga masih di perkenankan untuk
membuat makalah ini.
Dalam makalah ini, saya sebagai
penyusun makalah ingin memaparkan “MANUSIA
DALAM HARAPANNYA”. Hal-hal yang terkaji dalam makalah ini merupakan konkret
dan berdasar fakta yang ada.
Akhir kata, saya sebagai penyusun
makalah ini menyucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan waktu
dan tempat. Mohon maaf bilamana ada kata-kata yang kurang berkenan bagi
Bapak/Ibu.
Depok, 11 Juni 2016
Penyusun
A.
Harapan dan Cita-cita
1. Pengertian Harapan Secara
Umum
Harapan
berasal dan kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga
harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan
menyangkut masa depan.Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai dengan
usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan Bila dibandingkan dengan cita-cita
, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan cita-cita
pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan dan cita-cita terdapat
persamaam yaitu :
keduanya
menyangkut masa depan karena belum terwujud dan pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang
menginginkan hal yang lebih baik
atau meningkat..
2. Pengertian Cita-cita Secara Umum
Cita-cita, siapa yang tidak pernah
mendengar hal tersebut. Cita-cita adalah suatu gambaran atau suatu keinginan
kita untuk masa yang akan dating yang dapat kita raih dengan usaha dan
ketekunan.
Cita-cita yang kuat
adalah dimana kita tetap tertuju pada hal-hal kecil yang mampu merealisasikan
atau mampu mewujudkan cita-cita kita, karena hal yang kecil sekalipun akan
berdampak besar saat kita yakin dan percaya serta melandasinya dengan dasar
yang kokoh untuk maju dan terus meraih cita-cita yang kita impikan.
B. Faktor Harapan
dan Cita-cita
1. Faktor Dalam Harapan
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung
disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau
sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari interaksi
hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang
baik fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong
orang hidup berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan atau
pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu
diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan,
berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan
untuk itu semua.
Dorongan kebutuhan hidup, sudah kodratnya
bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu
pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan
rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya
harapan manusia atau kebutuhan manuis itu ialah :
a) Kelangsungan
hidup (survival)
b) Keamanan
(safety)
c) Hak
dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d) Diakui
linkungan (status)
e) Perwujudan
cita – cita (self actualization)
2.
Faktor Dalam Cita-cita
Dalam
Cita-cita banyak hal yang mampu merangsang atau yang mengaktifkan syaraf kita
untuk berfikir maju. Cita-cita yang di landasi dasar yang kuat akan menjadikan
mimpi yang terjadi.
Hal-hal yang dapat mempengaruhinya :
a)
Impian
b)
Ketekunan
C. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui
atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan
dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. maka jelaslah kepada kita,
bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang
dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan
diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain
itu disebabkan karma orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi
masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak.
Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut
kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu
makin besar kepercayaan.
Referensi
(http://amrozi-gitz.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-harapan.html)
(http://sahat1ka43.blogspot.com/2012/07/manusia-dan-harapan.html)
(http://mahisaajy.blogspot.co.id/2011/05/persamaan-harapan-dan-cita-cita.html)
(http://raitosun.blogspot.co.id/2011/04/manusia-dan-harapan.html)
(http://skyrider27.blogspot.co.id/2010/06/manusia-dan-harapan.html)